Just In Time - vs Purchasing
Sekira tahun 2006 an : “Barangmu iki just in time yo?” Kepala bagian Purchasing menanyai saya dengan nada menyeledik. “Enggak kok” jawabku, padahal ordernya dikit2 he he, bisa hemat biaya dan space. By the way apa sih itu Just In Time?
Adalah penerapan sistem inventory yang quantitynya amat sangat rendah hingga mendekati enol. Bisa dilakukan untuk stock bahan baku atau di finish good, khususnya untuk pabrik dengan model mass produkction (made to stock). Jadi stock bahan akan dibuat sesedikit mungkin, datang langsung dipakai, -butuh minta datang pake-, kelihatannya mudah, sebenarnya sulit sekali dilaksanakan. Tapi kalau berhasil, perusahaan anda akan sangat hemat sekali.
Bagaimana bisa melakukannya,:
1. Tentukan apa yang akan anda JIT-kan, bahan baku atau finish good
2. Bahan Bakunya apa, Finish Goodnya apa, pilih salah satu dulu.
3. Misal sudah ditentukan Bahan Baku Garam
4. Nah, garam ini pasti di pesan terus menerus, rutin, kalau bisa dalam jumlah besar.
5. Penerimaan anda mudah, baik, kooperatif, Pembayaran lancar.
6. Jadikan supplier sangat beruntung punya customer anda.
7. Pastikan bargaining position, anda bisa tawar, anda bisa pindah ke supplier lain, anda bisa atur jadwal kedatangannya.
8. Setelah itu terapkan JIT, kirim sesuai yang diminta sesuai jadwal, ada keluwesan jumlah dan jadwal.
9. Rencanakan stock di gudang mereka bukan gudang anda.
10. Jika mereka sangat bergantung pada anda, pabrik atau gudang mereka akan dibangun berdekatan dengan pabrik anda. Jossss....
Langkah 1-10 itu bisa terjadi jika Produk anda laku dipasaran, penjualan stabil cenderung naik he he. Kalau masalah penjualan ini anda udah pasti tahu caranya, banyak cara dan caranya banyak beredar. Misal seperti kualitas terjaga, stock tersedia, brand image baik, pengiriman cepat, harga kompetitif.
Itu baru satu macam bahan, bagaimana jika 30% bahan anda bisa just in time, wah space gudang anda bisa digunakan untuk yang lain, misal jadi area produksi. Biaya yang biasanya tertahan sebagai bahan baku, bisa anda gunakan untuk kebutuhan lain. Tapi sekali meleset, produksi bisa berhenti, karyawan nganggur, biaya tetap ada, namun tidak ada hasil. Cara meminimalisasinya adalah dengan menjaga stock Finish Good, supaya tidak ikut-ikutan loss sale.
Comments
Post a Comment