Supplier Performance Part 2

Jadi supplier di Perusahaan kita sebenarnya juga berhubungan dengan banyak pihak (orang) mereka juga bisa membuat penilaian customer atau menilai kita.

Mulai dari Purchasing yang develop, follow up dari purchasing, follow up dari QC, PPIC, Produksi, Finance hingga ke Factory Manager. Jika sudah deal pun, mereka bisa menilai kita dari harga, kesepakatan dan akad-akadnya.

Saat meneriman order, mereka bisa menilai dari jadwal yang kita berikan, bagaimana kita mengontrol permintaan, bagaimana dengan revisi dan reschedule.


Saat memulai pengiriman, mereka bisa menilai dari proses masuk ke Pabrik, bagaimana security kita bekerja, prosedurnya apakah mudah, bagaimana antriannya, adakah ruang tunggu, toilet, warung.

Saat proses bongkar, bagaimana tim bongkar bekerja, tim QC mengecheck, apakah barang diperlakukan dengan baik, proses check sesuai standard, area bongkar steril, tertutup, terbuka, bersih dan mudah di awasi. Hingga selesai bongkar, terima surat jalan, nunggu lama atau berbelit. Bagaimana jika ada ketidaksesuaian, tindak lanjutnya, proses negosiasinya, apakah sulit apakah mudah.

Saat jatuh tempo, apakah ada konfirmasi sebelum pembayaran, tepat waktu, terlambat, bagaimana jika ada selisih, problem, bagaima Finance menyelesaikan masalah dan berhubungan dengan mereka. So, perlakukan supplier layaknya pemasok satu-satunya nya, kemudian berharap dia akan memberiakn support terbaiknya.

Comments

Popular posts from this blog

Warehouse fungsinya hanya ada dua

Job Order or Mass Production

Control Stock, Ngapain aja sih?