Job Order or Mass Production

Seperti janji saya sebelumnya untuk berbagi mengenai sistem pembuatan rencana produksi. Alhamdulillah selama berkecimpung di PPIC , sudah mengikuti dua model Pabrik terkait jenis prosesnya. Hal ini akan membedakan kerjaan di tiap Dept., namun tetep ya, saat ini  saya batasin di lingkungan PPIC. Apa itu Job Order dan Mass Production.

Job Order adalah bisnis yang melakukan proses produksi jika ada order, konsumen bisa custom order di Perusahaan ini, produk tidak selalu sama walaupun tetap sejenis. Sistem ini sering juga di sebut Made to Order, membuat jika ada order. Contoh termudah adalah penjual Es Jus, Jus akan dibuat jika ada orang datang pesan, hampir tidak pernah saya melihat mereka membuat tanpa ada yang memesan.

Mass Production adalah bisnis yang melakukan proses produksinya terus menerus dengan estimasi jumlah tersebut akan di beli orang, jika tidak habis ya bisa di obral, jadi hadiah, di bagi-bagikan, terakhir ya dimusnahkan. Sistem ini biasa disebut Make to Stock, membuat stock. Langsung contoh ya, disekitar kita aja, penjual gorengan. Dia sudah tahu biasanya yang laku gorengan apa dan berapa jumlahnya. Gorenglah dia tanpa ada yang membeli, sedikit demi sedikit, gorengan apa yang mau habis, dia goreng lagi, itupun kalau disiap bahannya. 


Apa kelebihan dan kekurangannya? Ya gak ada atuh, itu pilihan saja, sistem ini mengikuti produknya. Gimana rasanya anda sebagai pembeli jus, yang jusnya sudah ada tersedia. Kurang nyaman kan? Pengennya yang fresh, baru dibuat, walaupun sama saja loh, membuatnya nggak sampe sehari, bahkan belum sampai 12 jam. 

Nah sekarang, kalau anda datang ke penjual gorengan trus masih kosong, pasti langsung pergi. Jarang sekali yang mau nunggu, kecuali terpaksa dan memang enak gorengannya. Kalaupun sudah ada gorengannya tapi yang anda sukai (misal pisang goreng) nggak ada, kemungkinan beli yang lain (misal tempe goreng) masih 50:50. Tul nggak?

Industri dengan sistem Job Order yang pernah saya ikuti adalah Pabrik Furniture, karena ada beberapa detail yang berbeda, proses produksi di mulai jika ada order masuk dengan detailingnya. Misal Kursi makan, batasan kami adalah kayu mahoni, kursi denga model (A, B, C), kaki empat dengan sandaran tanpa arm rest. Walaupun sudah ada batasan ini, masih aja belum bisa Production Mass. Karena ada detail yang diinginkan oleh customer, misal warnanya, finishingnya, siku di buat halus, sandaran di beri anyaman rotan, ujung kaki diberi karet. Customisasi ini yang menjadikan sebuah Industri menerapkan Made to Order.

Perusahaan Job Order lain adalah Pabrik Garment, walaupun tempat kami memproduksi kemeja, namun ada model dan customisasi lain yang menyebabkan banyak penyesuaian di lini produksi. Senior kami yang membuat plan produksi harus di beri semua informasi oleh Dept. PPMC dan Produksi mengenai bagaimana kemeja baru ini akan dibuat. Karena akan menentukan waktu penyelesaian, jumlah orang, mesin apa saja yang digunakan, proses tambahannya, lay out produksi.

Oke sementara ini dulu, lanjutan pembahasan di next week…

Comments

Popular posts from this blog

Warehouse fungsinya hanya ada dua

Control Stock, Ngapain aja sih?